PSIKOLOGI
KEPRIBADIAN
KEPRIBADIAN DAN
TIPOLOGI TEMPERAMEN MENURUT PLATO
DOSEN
PEMBIMBING: MUFARO’AH, M.Si

DISUSUN OLEH:
RUZAINI
SEMESTER IV
PROGRAM STUDI
TADRIS BAHASA INGGRIS
JURUSAN TARBIYAH
DAN KEGURUAN
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) BENGKALIS
TAHUN AKADEMIK 2016 / 2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt., karena atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Psikologi Kepribadian yang
berjudul “Kepribadian dan Tipologi Temperamen Menurut Plato”.
Dalam
penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
beberapa pihak, untuk itu melalui kata pengantar ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah
yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah ini.
Terimakasih atas bantuan dan dorongan
serta bimbingan yang telah diberikan kepada penulis, semoga menjadi amal sholeh
dan diterima Allah sebagai sebuah kebaikan. Penulis meminta maaf jika dalam
penulisan terdapat kesalahan atau kekurangan, maka dari itu penulis meminta
saran dan kritikan kepada para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan semua pembaca pada umumnya.
Bengkalis, Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.......................................................................................
KATA
PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar
Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................... 3
A. Pengertian
Kepribadian....................................................................... 3
B. Pengertian
Tipologi............................................................................... 6
C. Tipologi Temperamen
Menurut Plato................................................. 7
BAB III
PENUTUP......................................................................................... 9
A. Kesimpulan............................................................................................ 9
B. Saran....................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia
merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang bisa dikatakan merupakan makhluk yang
paling sempurna di muka bumi ini. Karena manusia mempunyai segalanya yang tidak
dimiliki oleh makhluk lainnya. Manusia mempunyai akal dan nafsu, keduanya
saling bereratan satu sama lain jika mampu dikendalikan oleh manusia itu
sendiri. Makhluk lain misalnya hewan, mereka hanya mempunyai nafsu saja,
sedangkan mereka hanya sedikit memiliki akal jika diperintah oleh manusia.
Namun, akal
manusia satu dengan yang lainnya tidak bisa dibilang sama bahkan jauh berbeda.
Karena ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi perbedaan antara satu
dengan yang lainnya. Hal ini didasari karena faktor kepribadian yang berbeda.
Hal inilah yang menyebabkan akal setiap menusia berbeda.
Namun, banyak
orang yang memandang dengan pandangan kosong dan bahkan menganggap bahwa
kepribadian itu hanya masalah dengan diri masing-masing dan tidak berpengaruh
kepada jalan hidup mereka. Apa yang mereka fikirkan itu merupakan bencana besar
bagi hidup mereka sendiri. Karena sesungguhnya kepribadian itu menggambarkan
jati diri masing-masing setiap individu dan sangat berpengaruh kepada
aspek-aspek kehidupan.
Keribadian ini
juga yang membuat kita bisa berinteraksi dengan individu lainnya dan bisa
menjadi cikal bakal suatu kelompok manusia ataupun masyarakat. Dan perlu
diketahui juga, dari interaksi inilah kita bisa mengetahui perbedaan
kepribadian setiap individu. Kepribadian selalu menjadi salah satu topik bahasan
yang penting karena kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun
keberadaan manusia menjadi satu kesatuan, tidak terpecah-pecah dalam
fungsi-fungsi. Memahami kepribadian berarti
memahami manusia seutuhnya.
Manusia memiliki macam atau jenis potensi yang sama ketika dilahirkan,
namun dengan tingkat kualitas yang berbeda-beda. Ketika potensi itu aktual
dalam kepribadian, segera tampak bahwa tidak ada dua orang yang mempunyai
kepribadian yang sama. Psikologi lahir sebagai ilmu yang berusaha memahami
manusia seutuhnya, yang hanya dapat dilakukan melalui pemahaman tentang
kepribadian.
Sekian banyak upaya yang telah diarahkan untuk
memahami manusia. Tetapi tidak semua upaya tersebut membawa hasil, namun upaya
pemahaman tentang manusia tetap memiliki arti penting dan tetap harus
dilaksanakan. Bisa dikatakan bahwa kualitas hidup manusia, tergantung kepada
peningkatan pemahaman kita tentang manusia. Dan psikologi, baik secara terpisah
maupun sama-sama dengan ilmu-ilmu lain, sangat berperan secara mendalam dalam
penganganan masalah kemanusiaan ini.
Dalam
makalah ini penulis akan menjelaskan tentang tipologi. Tipologi adalah ilmu mengenai tipe. Tipe adalah pola sifat suatu individu,
kelompok, dan lain sebagainya. Tipe digunakan karena mereka menyediakan sarana
klasifikasi dari pribadi-pribadi atau kelompok-kelompok yang berguna untuk
tujuan analisis. Suatu tipe ideal adalh gagasan mental yangterbentuk dari
susunan unsure-unsur karakteristik sejumlah fenomena yang digunakan dalam
analisis. Unsur-unsur yang diabstraksikan didasarkan pada pengamatan terhadap
situasi-situasi yang kongret dari fenomena yang dipelajari, namun gagasan yang
dihasilkan tidak perlu harus berkaitan
persis dengan setiap pengamatan empiris. Tipe ideal merupakan teknik
metodologis yang penting, suatu cara heuristic, digunakan untuk melukis, memperbandingkan dan menguji hipotesis-hipotesis
yang berhubungan kenyataan empiris. Tipe-tipe yang tersusun demikian ini
terbentuk dari kriteria (unsur-unsur, ciri-ciri, aspek dan lain-lain) yang
mempunyai referen-referen yang bias ditemukan dalam dunia empiris atau dapat
disimpulkan secara sah dari evidasi empiris atau keduanya. Tipe yang tersusun
ini bukan saja menyediakan cara untuk pengaturan data, tetapi juga berguna
untuk membantu generalisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian kepribadian secara umum?
2. Apa
itu tipologi?
3. Apa
itu tipologi temperamen menurut Plato?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Psikologi Kepribadian.
Dan tujuan umum dari makalah ini adakah agar para pembaca tahu tentang
psikologi kepribadian dan tipologi temperamen menurut Plato.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang
individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling
sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan
oleh seseorang.
Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam
memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang
dilakukan oleh Gordon W. Allport menemukan hampir 50 definisi tentang
kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya
dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap.
Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri
individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian
kepribadian adalah penyesuaian diri. Penyesuaian diri sebagai “suatu proses
respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya
mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi
dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut
dengan tuntutan (norma) lingkungan.
Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa
kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan
individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur
psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi
kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga
menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu,
terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya:
teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung,
teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori
Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual
dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The
Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin mengemukakan
tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :
·
Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi
etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
·
Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau
cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari
lingkungan.
·
Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat
positif, negatif atau ambivalen.
·
Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi
emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya
tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
·
Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan
untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau
menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang
dihadapi.
·
Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang
berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka
atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian
tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang
tidak sehat. Dalam hal ini, ciri-ciri
kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut :
a. Kepribadian yang sehat
·
Mampu menilai diri sendiri secara realisitik;
mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara
fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
·
Mampu menilai situasi secara realistik; dapat
menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan
mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai
sesuatu yang sempurna.
·
Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara
realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara
rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex,
apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami
kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap
optimistik.
·
Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan
terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang
dihadapinya.
·
Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara
berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan
mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di
lingkungannya.
·
Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan
emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara
positif atau konstruktif, tidak destruktif (merusak)
·
Berorientasi tujuan; dapat merumuskan
tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan
secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya
mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan
dan keterampilan.
·
Berorientasi keluar (ekstrovert);
bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap
situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam
berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan
terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk
menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
·
Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam
kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang
lain.
·
Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya
berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
·
Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai
kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance
(penerimaan), dan affection (kasih sayang).
b. Kepribadian yang tidak sehat
·
Mudah marah (tersinggung).
·
Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan.
·
Sering merasa tertekan (stress atau
depresi).
·
Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain
yang usianya lebih muda atau terhadap binatang.
·
Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku
menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum.
·
Kebiasaan berbohong.
·
Hiperaktif.
·
Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas.
·
Senang mengkritik/mencemooh orang lain.
·
Sulit tidur.
·
Kurang memiliki rasa tanggung jawab.
·
Sering mengalami pusing kepala (meskipun
penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis).
·
Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran
agama.
·
Pesimis dalam menghadapi kehidupan.
·
Kurang bergairah (bermuram durja) dalam
menjalani kehidupan.
- Pengertian Tipologi
Tipologi adalah ilmu mengenai tipe. Tipe adalah pola sifat suatu individu,
kelompok, dan lain sebagainya. Tipe digunakan karena mereka menyediakan sarana
klasifikasi dari pribadi-pribadi atau kelompok-kelompok yang berguna untuk
tujuan analisis. Suatu tipe ideal adalah gagasan mental yangterbentuk dari susunan unsure-unsur karakteristik sejumlah
fenomena yang digunakan dalam analisis. Unsur-unsur yang diabstraksikan
didasarkan pada pengamatan terhadap situasi-situasi yang kongret dari fenomena yang dipelajari, namun gagasan yang
dihasilkan tidak perlu harus berkaitan
persis dengan setiap pengamatan empiris. Tipe ideal merupakan teknik
metodologis yang penting, suatu cara heuristic, digunakan untuk melukis, memperbandingkan dan menguji hipotesis-hipotesis
yang berhubungan kenyataan empiris. Tipe-tipe yang tersusun demikian ini
terbentuk dari kriteria (unsur-unsur, ciri-ciri, aspek dan lain-lain) yang
mempunyai referen-referen yang bias ditemukan dalam dunia empiris atau dapat
disimpulkan secara sah dari evidasi empiris atau keduanya. Tipe yang tersusun
ini bukan saja menyediakan cara untuk pengaturan data, tetapi juga berguna
untuk membantu generalisasi.
- Tipologi Temperamen Menurut Plato
Terkait erat dengan kepribadian dan gaya belajar dan
berfikir, temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan cara karakteristik
merespons. Beberapa orang aktif, yang lainnya tenang. Beberapa merespons hangat
kepada orang-orang, yang lain rewel dan resah. Deskripsi tersebut melibatkan
variasi dalam temperamen.[1]
Tipologi temperamen merupakan tipologi yang disusun berdasarkan karakteristik segi
kejiwaan. Dasar pemikiran yang digunakan para tokoh dalam mengembangkan
tipologi temperamen adalah bahwa berbagai aspek kejiwaan seseorang menentukan
karakteristik tipologi seseorang yang tergolong tipologi jenis ini. Ada
beberapa pendapat tentang tipologi temperamen, ada menurut Plato, menurut
Heymans, menurut Ewald, dan masih banyak lagi pendapat yang lain. Namun disini
hanya akan dibahas tentang tipologi temperamen menurut Plato. Menurut Plato
kemampuan jiwa manusia terdiri dari 3 macam, yaitu pikiran, kemauan,dan
hasrat. Dominasi salah satu kemampuan inilah yang menyebabkan kekhasan
pada diri manusia. Atas dasar hal ini Plato menggolongan manusia ke
dalam 3 tipe[2] yaitu,
sebagai berikut:
1.
Tipe manusia yang terutama dikuasai
oleh pikirannya, yang sesuai untuk menjadi pemimpin dalam pemerintahan. Hal
ini berarti manusia tersebut hanya mengandalkan fikirannnya untuk mengembangkan
apa yang ada di dalam dirinya, apa yang dimiliki di dalam dirinya. Manusia yang
memiliki tipe ini cenderung lebih aktif dalam mengeluarkan pendapat dan
gagasannya. Dan terkadang tipe ini sangat dihormati oleh orang lain dikarenakan
pemikirannya yang terkesan maju dan mampu membawa individu lain untuk ke arah
yang lebih baik lagi.
2.
Tipe manusia yang terutama dikuasai
oleh kemauannya, sesuai untuk menjadi tentara. Tipe manusia yang seperti
ini cenderung mempunyai semangat juang dan keinginan yang tinggi untuk
mengembangkan kepribadiaannya ke arah yang lebih menantang. Tipe ini sangat
serius sekali dalam mengerjakan pekerjaan apapun, dengan tujuan agar kemauannya
itu tercapai dan terpenuhi. Manusia tipe ini sangat baik ditiru semangatnya
karena dia selalu menuju ke arah yang lebih positif.
3.
Tipe manusia yang dikuasai oleh
hasratnya, cocok menjadi pekerja tangan. Maksudnya disini adalah, ketika
kita mengerjakan sesuatu hanya bermodalkan hasrat saja tanpa diimbangi dengan
akal fikiran. Niscaya kita tidak akan pernah maju, karena hanya mengikuti hawa
nafsu tanpa memikirkannya terlebih dahulu. Maka dari itu, hasrat saja tidak
cukup untuk mewujudkan sesuatu. Tipe manusia ini sangat berhasrat tapi tidak
memikirkannya terlebih dahulu.
Dari pembahasan diatas dapat di ambil
kesimpulan singkat, psikologi kepribadian sangatlah penting untuk mengetahui
tentang perbedaan dan tipe-tipe setiap individu. Karena, setiap manusia
memiliki tipe, watak dan kepribadian yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Maka dari itu, pengetahuan tentang keperibadian itu sangat berguna
untuk kedepannya. Sebagai calon tenaga pendidik, kita nanti akan menemui
kendala berupa perbedaan karakter siswa-siswi kita.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang
dapat diambil dari pembahasan diatas, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri
individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian
kepribadian adalah penyesuaian diri. Penyesuaian diri sebagai “suatu proses
respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya
mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi
dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut
dengan tuntutan (norma) lingkungan.
Sedangkan tipologi adalah ilmu mengenai tipe. Tipe adalah pola sifat suatu individu,
kelompok, dan lain sebagainya. Tipe digunakan karena mereka menyediakan sarana
klasifikasi dari pribadi-pribadi atau kelompok-kelompok yang berguna untuk
tujuan analisis. Tipologi temperamen menurut Plato ada tiga, yaitu: pikiran,
kemauan,dan hasrat.
B. Saran
Berbicara
mengenai temperamen, berbicara juga mengenai perbedaan setiap individu. Cara
mengatasinya adalah dengan cara melakukan pendekatan terhadap individu yang
mempunyai pandangan yang berbeda dan menyatukan fikiran dan gagasannya secara
perlahan. Karena, kalau dipaksa akan menimbulkan efek yang tidak baik dan
cenderung akan semakin rumit masalah yang di hapapi.
DAFTAR
PUSTAKA
Agus
Sujanto (2014), Psikologi Umum, Jakarta: Bumi Aksara.
Baharudin
(2007), Psikologi Pendidikan: Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena,
Yogyakarta: Ar-Ruz Media.
John W. Santrock
(2014), Psikologi Pendidikan, Jakarta: Salemba Humanika.
Kuntjojo (2009), Psikologi
Kepribadian, Kediri: Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Laura
A. King (2016), Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif, Jakarta:
Salemba Humanika.
Robert
Hogan, John Johnson dan Stephen Briggs (1995), Handbook of Personality
Psychology, California: Academic Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar