Sabtu, 27 Mei 2017

Makalah Kesalahan Logis Dalam Kehidupan Sehari-Hari


ILMU MANTIQ DAN LOGIKA
KESALAHAN LOGIS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
DOSEN PEMBIMBING: WIRA SUGIARTO, S.IP, M.Pd.I


DISUSUN OLEH:
RUZAINI
NIM: 36 1 2 15 0020
SEMESTER IV
PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS
JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) BENGKALIS
TAHUN AKADEMIK 2016 / 2017


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt., karena atas rahmat-Nya kami dapat  menyelesaikan tugas individu mata kuliah Ilmu Mantiq dan Logika yang berjudul “Kesalahan Logis Dalam Kehidupan Sehari-Hari”.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak, untuk itu melalui kata pengantar ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah ini.
            Terimakasih atas bantuan dan dorongan serta bimbingan yang telah diberikan kepada penulis, semoga menjadi amal sholeh dan diterima Allah sebagai sebuah kebaikan. Penulis meminta maaf jika dalam penulisan terdapat kesalahan atau kekurangan, maka dari itu penulis meminta saran dan kritikan kepada para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan semua pembaca pada umumnya.


                                                                                                Bengkalis,  Mei 2017
                                                                                                Penulis

 


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Berpikir adalah obyek material logika. Yang dimaksudkan dengan berpikir di sini ialah kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan berpikir manusia mengolah, mengerjakan pengetahuan yang telah diperoleh. Dengan mengolah dan mengerjakan ia dapat memperoleh kebenaran. Akan tetapi, bukan sembarangan berpikir yang diselelidiki dalam logika, melainkan dalam logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan, ketepatan. Oleh karena itu, berpikir lurus, tepat, merupakan obyek formal logika. Kapan suatu pemikiran disebut lurus? Suatu pemikiran disebut lurus, tepat, apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan dalam logika. Kalau peraturan peraturan itu ditepati, dapatlah berbagai kesalahan atau kesesatan dihindarkan. Jadi, kebenaran juga dapat diperoleh dengan lebih mudah dan lebih aman. Banyak sekali di kehidupan sehari-hari kita menemukan kesalahan logis.
            Semua ini menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pegangan atau pedoman untuk pemikiran dasar, gagasan, simpulan yang salah atau keliru. Kesalahan logis disebabkan oleh ketidaktepatan orang mengikuti tata cara pikirannya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu kesalahan logis?
2.      Apa saja contoh kesalahan logis dalam kehidupan sehari-hari?

C.    Tujuan Penulisan
            Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Mantiq dan Logika secara khusus. Secara umum, tujuan penulisan makalah ini agar para pembaca dapat mengetahui apa saja yang ada di dalam materi mantiq dan logika, khususnya kesalahan logis dan contohnya.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kesalahan Logis
Kesalahan logis yang di dalam bahasa asing disebut fallacy (Inggris) atau drogreden (Belanda), bukanlah kesalahan dalam fakta seperti misalnya ‘Pangeran Diponegoro wafat tahun 1950, tetapi merupakan bentuk kesimpulan yang dicapai atas dasar logika atau penalaran yang tidak sehat, misalnya ‘Dadang lahir di bawah bintang Scorpio, maka hidupnya akan penuh penderitaan’.
Berikut ini berbagai kesalahan logis, agar dapat dikenali identitasnya sehingga dapat ditanggulangi kemungkinannya.
1.      Generalisasi Tergesa-gesa
Kesalahan logis yang ini sekadar akibat dari induksi yang salah karena berdasar pada sampling hal-hal khusus yang tidak cukup, atau karena tidak memakai batasan (seperti: banyak, sering, kadang-kadang, jarang, hampir selalu, di dalam keadaan tertentu, beberapa, kebanyakan, sebagaian besar, sejumlah kecil, dan lain sebagainya).
Generalisasi tergesa-gesa terjadi karena kecerobohan, tidak mempunyai dasar induktif yang sehat. Lihat, misalnya, ucapan atau ungkapan sebagai berikut:
a.       Guru-guru tidak sadar akan masalah-masalah yang paling mendesak dari murid-muridnya.
b.      Kejahatan-kejahatan yang terjadi akhir-akhir ini berlatar belakang politik.
2.      Non Sequitur (Belum Tentu)
Kesalahan logis non sequitur (istilah bahasa Latin, berarti ‘ia tidak mengikuti’, it does not follow) yang di sini diindonesiakan dengan ‘belum tentu’ merupakan kesalahan yang terjadi karena premis yang salah dipakai. Non sequitur merupakan loncatan sembarangan dari suatu premis ke kesimpulan yang tidak ada kaitannya dengan premis tadi. Hubungan premis dan kesimpulan hanya semu, hubungan yang sesungguhnya tidak ada. Lihat, misalnya, kesalahan logis non sequitur berikut ini:
a.       Dia orang yang pandai, maka perilakunya pasti aneh.
b.      Santi suka mengganggu anak lelaki. Ia agaknya suka sekali pacaran.
3.      Analogi Palsu
Analogi palsu adalah suatu bentuk perbandingan yang mencoba membaut suatu idea atau gagasan terlihat benar dengan cara membandingkannya dengan idea atau gagasan lain yang sesungguhnya tidak mempunyai hubungan dengan ide atau gagasan yang pertama tadi. Misalnya apabila seorang menyamakan kepala negara dengan kepala manusia dipotong maka akan matilah mansuia tersebut; bagitu pula apabila kepala negara dibunuh, maka negara itu akan hancur. Jelas contoh tersebut suatu analogi palsu. Perhatikan beberapa analogi palsu berikut ini:
a.       Membuat isteri bahagia adalah seperti membuat anjing kesayangan bahagia. Belai kepalanya sesering mungkin, dan beri makanan yang baik sebanyak mungkin.
b.      Hidup ini laksana orang mampir ke warung; begitu kebutuhannya tercukupi, ia pergi meninggalkannya.
4.      Penalaran Melingkar
Penalaran melingkar adalah kealahan logis karena si penalar meletakkan kesimpulannya ke dalam premisnya, dan kemudian memakai premis tersebut untuk membuktikan kesimpulannya. Jadi, kesimpulan dan premisnya sama (begging the question). Perhatikan penalaran melingkar berikut ini:
a.       Pendidikan patut diingini karena orang terdidik patut diingini.
b.      Kehidupan abadi pasti ada karena kenyataan tidak dapat matinya jiwa manusia menjamin hal itu.
5.      Deduksi Cacat
 Manakala kita memakai suatu premis yang cacat di dalam menarik suatu kesimpulan deduktif, besar kemungkinan kesimpulannya juga cacat. Penggunaan premis yang cacat sangat sering terjadi hingga seyogianya di dalam penalaran atau diskusi yang serius kita berhenti sejenak dan mempertanyakan premis-premis yang kita pakai. Apakah premis-premis tersebut dapat dijadikan gantungan yang sah bagi kesimpulan.
Perhatikan kesalahan logis yang disebut deduksi cacat berikut ini, dan perhatikan pula betapa rapuhnya premis mayor yang dijadikan sandaran kesimpulannya.
a.       Andar tumbuh dalam keluarga tanpa seroang ayah. Ia akan jadi masalah di sekolahnya.
b.      Mobil bekal yang kubeli menurut speedometer-nya baru berjalan 12.000km. mobil tersebut pasti mobil yang masih hebat.
6.      Pikiran Simplistis
Pikiran simplistis adalah kesalahan logis karena si penalar terlalu menyederhanakan masalah. Masalah yang begitu berseluk-beluk disederhanakan menjadi dua kutub yang berlawanan (karenanya disebut pula pikiran polarisasi), atau dirumuskan hanya ke dalam dua segi, yaitu hitam-putih, atau dirumuskan sebagai hanya dua pilihan ini atau itu. Jelas penyederhanaan di atas, atau dua kutub, atau dua segi, atau dua pilihan tersebut tidak sehat karena di dalam bidang perilaku manusia yang sangat berseluk beluk jarang sekali terdapat barang-barang atau gagasan-gagasan itu yang selalu baik atau buruk, hitam atau putih, benar atau salah, dan seterusnya. Telah adan nuansa, umumnya bahkan barang-barang atau gagasan-gagasan tadi berupa campuran baik dan buruk, hitam dan putih, dan sebagainya. Perhatikan kesesatan logis yang disebut pikiran simplistis berikut ini:
a.       Dalam perjuangan untuk kemenangan politik hanya ada dua pilihan: Anda itu kawan atau lawan.
b.      Prestasi ilmu begitu mengagumkan, maka cara berpikir secara ilmiah niscaya dimasyarakatkan dan dijadikan model berpikir yang benar-benar berpikir.
7.      Argumen ad Hominem
   Kesalahan logis ini terjadi karena kita tidak memperhatikan masalah yang sesungguhnya dan menyerang orangnya, pribadinya. Sebagian pelajar dalam usaha menunjukkan bahwa guru yang tidak disukainya itu guru yang jelek cara mengajarnya. Maka mereka menyerang caranya guru tersebut berpakaian, menyerang kehidupan sosialnya, menyerang pandangan politiknya, menyerang potongan tubuhnya, dan lain-lain segi pribadi guru tersebut yang sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan kemampuan mengajarnya.
Godaan yang menyerang pribadi seseorang memang terkadang kuat, khususnya manakala luapan emosi menghebat. Tetapi, seorang penalar yang tertib akan mengendalikan diri dan tetapi hanya membidik pada masalahnya serta melancarkan penalaran sehat.
8.      Argumen ad Populum
Sasaran kesalahan logis argumen ad populum adalah kelompok, bukan masalahnya. Argumen ad populum sering terdapat pada pidato-pidato yang diarahkan pada kelompok yang kurang maju daya kritiknya. Orang-orang yang tidak tahu atau tidak cukup informasi akan mudah digelorakan perasaannya untuk membenci kelompok atau golongan lain.
Contoh argumen ad populum misalnya sewaktu kolonel Kaddafi dari Libia mengunjungi Kairo pada tahun 1973 dan berbicara tentang The Woman’s Lib Movement. Ia menyerang gerakan feminis ini atas dasar wanita adalah ‘kotor’ dan ‘secara fisiologis inferior’. Contoh lain dapat dilihat, misalnya pidato Bung Karno sewaktu mengajak bangsa Indonesia keluar dari PBB. Lihat juga misalnya karya Shakespeare yang berjudul ‘Julius Ceasar’ pada bagian sewaktu Markus Antonius (Mark Anthony) hendak mengubur Caesar.
9.      Kewibawaan Palsu
Kewibaan terkadang dibutuhkan untuk memberi bobot pada penalaran kita. Pengutipan seorang ekspert patut diberi perhatian dan sangat dibenarkan. Apabila terdapat perseilihan paham antara kewibawaan, tugas dan persoalan kita, hendaknay kritis. Kesalahan logis dari kewibawaan palsu adalah karena dipakainya kewibawaan bukan yang sesungguhnya. Henry Dunant, misalnya, dipakai sebagai ekspert dalam berbicara tentang masalah-masalah politik, atau Einstein sebagai kewibawaan dalam menulis tentang nutrisi anak balita.
10.  Sesudahnya Maka Karenanya
Kesalahan logis ini berkaitan dengan salah interpretasi terhadap hubungan sebab akibat. Kesalahan logis ‘sesudahnya maka karenanya’ sering terjadi di dalam praktek kehidupan. Penyebabnya adalah kita sering ceroboh dalam mengidentifikasi yang benar-benar menjadi sebab sesuatu. Sesuatu yang mendahului sesuatu lain tidak harus atau tidak tentu menjadi sebab dari sesuatu yang terjadi kemudian.
Dalam menalar dan menilai penalaran orang lain harus diperhatikan benar-benar penyebab sesungguhnya dari sesuatu. Penyelidikan yang saksama biasanya juga akan menungkapkan sebab-sebab yang sangat berseluk-beluk dari peristiwa-peristiwa yang juga sangat berseluk-beluk. Periksa hal berikut dengan seksama:
a.       Presiden tidak bersedia tampil di depan komisi-komisi DPR karena ia harus menyembunyikan sesuatu.
b.      Soto sulung yang saya makan ketika makan sore kemarin benar-benar dapat membuat saya tidur. Maka kini, setiap akan tidur malam, saya akan makan soto sulung.
11.  Tidak Relevan
Kebanyakan orang sering merasa sulit untuk tetapi memegang pokok masalah. Sering kali kita tergoda untuk menyeleweng dari pokok masalah atau bahkan, tidak menghiraukan sama sakali pokok masalahnya. Seorang bawahan tidak mau menerima teguran atasan dan, bahkan, mencari pembenaran perbautannya atas dasar bahwa atasannya jgua berbuat yang tidak benar itu. Tetapi, apabila atasannya betul berbuat yang tidak benar, maka ia pun harus ditindak oleh atasan tersebut. Kesalahan atasan, jika itu ada, tidak dapat membenarkan kesalahan bawahan. Manakala hal tersebut dijadikan landasan penalaran maka berarti lari ke hal yang tidak relevan.
Contoh lain: di dalam suatu surat rekomendasi tertulis kalimat sebagai berikut:
“Bersama surat ini saya memberikan rekomendasi agar Drs. Abidin diangkat sebagai peneliti kimia. Drs. Abidin adalah tetangga saya selama bertahun-tahun dan ia, bahkan, menjadi Ketua RT dari kampung saya, dan kini juga menjadi ketua kelompok bridge di lingkungan kita.”
Bagaimana mutu rekomendasi tersebut? Kenyataan bahwa Drs. Abidin tetangga yang sudah lama, Ketua RT, ketua kelompok bridge, adalah tidak relevan dengan rekomendasi agar ia diangkat sebagai peneliti kimia.

B.     Contoh Kesalahan Logis Dalam Kehidupan Sehari-Hari
            Berikut ini beberapa contoh kesalahan logis dalam kehidupan sehari-hari yang penyusun cari di internet:
1.      Tulisan “Kereta Khusus Wanita” pada gerbong Commuter Line Jabodetabek
Kita tahu bahwa Commuter Line Jabodetabek terdiri dari 7 gerbong , di gerbong pertama dan terakhir dikhususkan untuk wanita. Dalam kasus tersebut terjadi kesalahan logis bahwa tulisan “kereta khusus wanita” kurang tepat. Commuter Line tersebut adalah transportasi untuk umum. Yang dimaksud khusus wanita adalah gerbongnya, bukan keretanya.
2.      Papan peringatan di Pantai Menganti, Kebumen
Di Pantai Menganti terdapat papan peringatan bertuliskan ”Peringatan! Tempat Keramat, Jagalah Kesopanan Anda di Tempat ini”. Peringatan tersebut tidak logis karena penalaran yang kita tangkap adalah kita hanya diharuskan menjaga kesopanan di tempat keramat. Padahal semestinya kita harus menjaga kesopanan dimanapun kita berada.
Kesalahan logis dalam kehidupan merupakan hal yang lumrah dan wajar, karena kesalahan itu ada terkadang tanpa ada unsur kesengajaan atau hanya sekedar spontanitas yang menurut orang lain benar. Namun, kita seharusnya bisa berfikir lebih logis lagi mengenai kesalahan dalam berfikir dan bertindak dengan cara mempelajari ilmu logika lebih mendalam lagi.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
 Kesalahan logis merupakan bentuk kesimpulan yang dicapai atas dasar logika atau penalaran yang tidak sehat. Ada beberapa macam kesalahan logis yang sering terjadi pada lingkungan dan kehidupan kita yaitu, generalisasi tergesa-gesa, belum tentu, analogi palsu, penalaran melingkar, deduksi cacat, pikiran simplistis, argumen ad hominem, argumen ad populum, kewibaan palsu, sesudahnya maka karenanya, dan tidak relevan

B.     Saran
1.      Kesalahan logis sangat banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan sudah menjadi kebiasaan orang-orang sekitar. Mereka menganggap bahwa kesalahan itu benar dan sudah diakui oleh semua orang. Seharusnya kesalahan itu diluruskan secara perlahan sehingga masyarakat bisa menerima dengan perlahan dan menerapkannya.
2.      Dalam menanggapi beberapa contoh kesalahan logis dalam kehidupan sehari-hari, kita harus lebih kritis terhadap sesuatu dan memberi masukan kepada pihak yang bersangkutan untuk merubah susunan kata yang telah mereka buat.



DAFTAR PUSTAKA

A. Basiq Djalil (2010). Logika (Ilmu Mantiq). Jakarta: Prenada Media Group.
Mundiri (2015). Logika. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.